Minggu, 10 April 2011

DEWABRATA DAN AMBALIKA



DEWABRATA DAN AMBALIKA

Hubungan Dewabrata dan Ambalika sebetulnya adalah hubungan cinta biasa antara seorang putri boyongan kepada pengeranya. Namun yang menjadi masalah adalah sang pangeran tidak mau menikahinya, karena sang pangeran madat(tidak menikah). Hal itu, yang membuat Ambalika memperjuangkan cintanya kepada Dewabrata. Namun dewabrata menolak permintaan tersebut. Hingga akhirnya, dewabrata mencoba menakuti ambalika dengan panahnya. Namun na’as, panah itu melesat hingga menusuk perut ambalika hingga ambalika meninggal. Namun sebelum meninggal ambalika bersumpah akan menjemput  pangeranya ketika sudah sampai pada ajalnya dan bersatu kembali di Lama Kasedan Jati.
Setelah kematian tersebut, dewabrata menobatkan diri menjadi seorang resi dengan nama Resi Bisma. Bisma bertapa di pesranggahan talkandha. Namun bisama tetap ikut andil dalam pemerintahan di Negara Astina dengan menjadi pujangga Kerajaan. Namun perkataan bisma tidak berpengaruh karena duryudhana lebih mendengar perkataan sengkuni daripada Bisma. Hingga datangnya, perang terbesar ke-empat yaitu Perang Baratayudha. Baratayuda adalah perang antara pandawa dan kurawa yang ingin memperebutkan kekuasaan Negara Astina.
Bisma pun dinobatkan maju ke medan perang. Semua senapati pandhawa kalang kabut, tidak bisa menandingin bisma. Namun kresna sang pemegang kitab baratayuda tahu bahwa bisma akan kalah jika srikandhi yang maju ke medan perang kerena srikandhi akan dirasuki ambalika yang akan menjemput bisma. Srikanduhi pun maju ke medan perang. Bisma menatap srikandhi namun yang terlihatnya ambalika, hingga srikandi berhasil melepaskan panah dan menancap ditubuh bisma. Setelah itu, bisma tergeletak dan bisma pun ditemui oleh ambalika dan mengajaknya kembali ke Alam Kasedan Jati.
Akhirnya mereka hidup langgeng menjadi suami istri dialam Kasedan Jati.

NUWUN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar